
Yogyakarta - Asisten pelatih PSIM Yogyakarta, Erwan Hendarwanto, tak ketinggalan memberikan pandangan tentang regulasi pemain asing di BRI Super League 2025/2026. Apa katanya?
"Saya sendiri belum tahu dengan kebijakan baru ini akan berdampak seperti apa, secara kualitas kompetisi mungkin saja bisa semakin bagus dengan bertambahnya kuota asing," ujar Erwan Hendarwanto kepada Selasa (5/8/2025).
"Namun, menurut hemat saya ruang untuk pemain lokal tetap harus diberikan supaya punya kesempatan untuk bisa berkembang dan bisa bersaing dengan pemain-pemain asing yang ada," sambungnya.
Sebetulnya penerapan regulasi pemain asing ini sempat menuai pro dan kontra dari berbagai pihak. Ada yang setuju, namun tidak sedikit pula yang keberatan dengan kebijakan tersebut.
Kini setiap kontestan bisa mendaftarkan hingga maksimal 11 amunisi impor. Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB) yang kini menjadi I League, Ferry Paulus, menjelaskan mengenai detail regulasi tersebut.
"Regulasi pemain asing 7-9-11 itu sudah final. Jadi untuk musim depan regulasi pemain asing, yang bermain tujuh, sembilan di DSP, dan 11 yang boleh didaftarkan," ucap Ferry Paulus pada Senin (28/7/2025).
Selain itu, setiap klub minimal mempunyai lima pemain U-23 kelahiraan 2003. Tetapi, satu di antaranya wajib bermain sebagai starter selama 45 menit.
Harus Berimbang
Erwan Hendarwanto memahami maksud dari penambahan kuota pemain asing bertujuan untuk meningkatkan kualitas Super League. Namun, operator kompetisi juga harus memikirkan masa depan pesepakbola lokal yang jam terbangnya terancam terkikis.
"Memang semua berharap liga kita bisa kompetitif di liga domestik dan level Asia, namun juga harus mempertimbangkan masa depan pemain-pemain lokal yang ada," kata Erwan Hendarwanto lagi.
"Apabila berimbang dalam menentukan kebijakan saya yakin akan banyak juga muncul pemain-pemain lokal yang bagus, ditengah banyaknya pemain-pemain asing yang bermain di liga kita," lanjut pelatih berusia 48 tahun tersebut.
Selalu Mendukung
Manajer PSIM, Razzi Taruna, juga angkat bicara terkait regulasi tersebut. Pria berkacamata itu setuju, namun tujuannya harus untuk kemajuan sepak bola Tanah Air.
"Intinya dari PSIM selalu mendukung langkah-langkah PSSI dan liga karena pastinya langkah yang diambil itu pasti untuk kebaikan kompetitif liga kita untuk bisa bersaing di Asia," beber Razzi Taruna.
"Cuma waktu mepetnya saja yang buat jadi agak PR buat PSIM. Karena kita awalnya tahu dengan enam plus dua, artinya kita persiapkan dua pemainnya slot cadangan tapi sekarang berubah. Gara-gara ini kita adaptasi, coba maksimalkan yang kita bisa," imbuhnya.