Kediri - Timnas Malaysia U-23 telah menyiapkan 30 pemain untuk menatap Piala AFF U-23 2025 yang digelar di Jakarta dan Bekasi, Indonesia, pada medio Juli 2025.
Pihak FAM menyebut persiapan dan materi pemain asuhan pelatih Nafuzi Zain ini yang terbaik di kelompok usia muda. Namun, mereka mengakui pemain tersebut kurang jam terbang, karena tak ada kompetisi usia muda di Liga Malaysia.
Raja Isa Raja Akram Syah coba menjelaskan kondisi dan misi Harimau Malaya Muda yang akan berada di Grup A bersama Timnas Indonesia U-23, Filipina U-23, dan Brunei Darussalam U-23.
"Benar tim muda Malaysia ini memang kurang menit bermain. Target realistis jika mereka bisa masuk semifinal, sebuah prestasi bagus," katanya.
Hanya Pijakan Menuju Olimpiade
Pengamat sepak bola asal Malaysia itu menyatakan target Harimau Malaya U-23 bukan di Piala AFF U-23, tetapi mengincar medali emas di SEA Games 2025 Bangkok. Ajang Piala Asia U-23 hanya sebagai batu pijakan ke Olimpiade 2028.
"Saya lihat Timnas Malaysia sedang mengejar ketinggalan dari negara lain. Khususnya Timnas Indonesia sebagai juara SEA Games 2023 Kamboja dan hampir lolos ke Olimpiade 2024 Paris," ujar Raja Isa.
"Jadi Piala AFF U-23 nanti turnamen pematangan tim untuk event yang lebih tinggi," tegas pelatih dan pengamat sepak bola asal Malaysia itu.
Masa Depan Harimau Malaya
Misi yang lebih penting dari semua target di atas, lanjut Raja Isa, adalah pembentukan karakter permainan Harimau Malaya Muda seperti Timnas Malaysia Senior.
"Pelatih Peter Cklamovski mulai membangun karakter Timnas Malaysia, baik dari standar teknis maupun nonteknis. Dia ingin harus ada kesamaan cara bermain di semua level Timnas Malaysia," jelasnya.
Apalagi pemain Timnas Malaysia U-23 ini nanti merupakan calon penggawa di level senior mendatang.
"Ini bentuk kontinuitas membangun sepak bola Malaysia. Ketika pemain junior ini naik ke level senior, mereka tak adaptasi lagi," ucapnya.
Apa yang dilakukan Peter Clamovski jamak dilakukan seorang pelatih timnas.
"Ini seperti dilakukan Indonesia saat era Shin Tae-yong dan sekarang masa Patrick Kluivert. Bagaimana PSSI merekrut tokoh-tokoh sepak bola Belanda untuk membangun karakter sepak bola Indonesia," pungkasnya.