
Jakarta Timnas Malaysia diguncang masalah besar. FIFA menghukum tujuh pemain naturalisasi Timnas Malaysia dengan larangan bermain selama satu tahun buntut pelanggaran Pasal 22 Kode Disiplin FIFA.
Ketujuhnya adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.
Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) disebut bersalah atas pemalsuan dan manipulasi dokumen naturalisasi ketujuh pemain itu.
Selain itu, ketujuhnya juga didenda 2.000 franc Swiss atau setara dengan Rp41 juta oleh FIFA. Sementara, FAM harus membayar 350.000 franc Swiss (Rp7,3 miliar).
FAM mendapat waktu 10 hari untuk melakukan banding.
Sebelum kasus ini, mari kita lihat beberapa kejadian serupa beberapa tahun lalu.
Timor Leste
Pada tahun 2017, federasi sepak bola Timor-Leste (FFTL) menghadapi tuduhan serius bahwa mereka telah menggunakan pemain naturalisasi dari Brazil yang dokumennya tidak sah atau dimanipulasi untuk memenuhi syarat bermain internasional.
Investigasi dilakukan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC), dengan kerja sama FIFA.
Jumlah pemain yang terlibat, ada 12 pemain kelahiran Brasil yang diduga menggunakan dokumen palsu (sertifikat baptis, akte kelahiran) untuk menyatakan bahwa orang tua mereka lahir di Timor-Leste demi memenuhi syarat eligibilitas.
Dari 12 tersebut, 9 pemain di antaranya telah ikut bermain di sejumlah pertandingan AFC, termasuk 7 pertandingan resmi di bawah naungan FIFA.
Paspor Timor-Leste atas nama ke-9 pemain itu telah oleh pemerintah Timor-Leste dinyatakan tidak sah setelah investigasi.
Akibat temuan itu, Timor-Leste dilarang ikut kualifikasi Piala Asia 2023.
FFTL harus menggugurkan/memforfeit semua 29 pertandingan AFC di mana pemain tidak memenuhi syarat dimainkan, dengan denda sebesar USD 56.000, yang hukuman dendanya dijalankan dengan masa percobaan dua tahun.
Sekretaris Jenderal FFTL, Amandio de Araujo Sarmento, dijatuhi larangan 3 tahun dari segala aktivitas sepak bola.
Seorang pejabat FFTL lainnya, Gelasio de Silva Carvalho, didenda USD 3.000 karena dianggap telah merusak reputasi sepak bola.
Bolivia
Kasus serupa menimpa Nelson Cabrera yang sempat bermain untuk Paraguay, termasuk satu kali tampil di tim nasional Paraguay dalam pertandingan persahabatan.
Kemudian dia memperoleh kewarganegaraan Bolivia dan mulai tampil untuk timnas Bolivia sekitar tahun 2016.
Masalah kelayakan (eligibility) berdasarkan regulasi FIFA. Menurut aturan FIFA, seorang pemain yang ingin berpindah federasi (ganti negara wakil) harus tinggal di negara baru tersebut setidaknya 5 tahun sejak usia tertentu (atau kondisi lain jika asal dan statusnya memenuhi syarat).
Namun, pada saat Cabrera mulai bermain untuk Bolivia di pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018, ternyata dia belum tinggal selama 5 tahun di Bolivia—masih kurang sekitar setengah tahun.
Cabrera dianggap tidak memenuhi syarat bermain (belum memenuhi masa tinggal yang diatur dalam regulasi), FIFA memutuskan bahwa Bolivia harus kalah dengan skor 0-3 di dua laga kualifikasi yang mengikutsertakan Cabrera
Laga yang dibatalkan (forfeit) tersebut adalah Bolivia vs Peru pada 1 September 2016, Chile vs Bolivia pada 6 September 2016.
Bolivia kemudian mengajukan banding ke komite internal mereka, dan kemudian ke CAS (Court of Arbitration for Sport). Namun, kedua banding tersebut ditolak.