Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Pemain Naturalisasi Malaysia Curhat Buntut FAM Dihukum FIFA: Ini Bukan Lagi soal Dokumen, tapi tentang Martabat dan Integritas!

Pemain Naturalisasi Malaysia Curhat Buntut FAM Dihukum FIFA: Ini Bukan Lagi soal Dokumen, tapi tentang Martabat dan Integritas!

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-09-30 23:30:02
Dilihat:7 Pujian
Gelandang Malaysia, Liridon Krasniqi, saat ini bermain di klub India, Odisha, dan wajib diwaspadai Timnas Indonesia pada Piala AFF 2020. (Instagram/@ liridonkrasniqi_8)

Jakarta Pemain naturalisasi Timnas Malaysia, Liridon Krasniqi, kembali meluapkan unek-uneknya setelah Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mendapatkan hukuman dari FIFA.

FAM disanksi FIFA karena terbukti memalsukan dan memanipulasi dokumen ketika menaturalisasi tujuh pemain untuk Timnas Malaysia.

"Sebagai seseorang yang dengan bangga telah mengenakan jersey Malaysia dan mendedikasikan diri saya untuk negara ini, saya tidak bisa berdiam diri pada saat ini," ujar Liridon dalam akun Instagramnya, @liridonkrasniqi_8, Senin (29/9/2025).

"Apa yang terjadi sekarang dengan keputusan mendadak FIFA terhadap tim nasional kita bukan hanya tidak adil, ini juga tidak menghormati Malaysia, para pemain kita, para suporter kita, dan bertahun-tahun kerja keras yang telah dilakukan dengan penuh keterbukaan dan sesuai dengan setiap aturan," jelasnya.


Hukuman untuk FAM dan 7 Pemain

Timnas Malaysia. (Bola.com/Dok.Facebook Timnas Malaysia).

FAM dijatuhkan sanksi denda 350.000 franc Swiss atau setara dengan Rp7,3 miliar oleh FIFA. Sementara, ketujuh pemain dilarang bermain selama setahun plus denda 2.000 franc Swiss (Rp41 juta).

Ketujuh pemain yang dinaturalisasi secara ilegal oleh FAM adalah Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel.

"Malaysia sudah melakukan segalanya dengan benar. Setiap dokumen, setiap prosedur, setiap langkah telah diikuti dengan kerja sama dari Pemerintah kita, FAM, dan FIFA sendiri. Para pemain ini sudah disetujui. Sekarang tiba-tiba, keputusan diubah? Kenapa? Oleh siapa?" imbuh Liridon.

"Ini bukan lagi soal dokumen. Ini soal martabat, soal integritas, soal sebuah bangsa yang telah bangkit, dan sekarang ada kekuatan tertentu yang takut akan kebangkitan Harimau Malaya," tuturnya.

 


Dukungan kepada Tunku Ismail Idris

Facundo Garces memperkuat Timnas Malaysia (Instagram/facundogarces)

Liridon juga memberikan dukungan kepada bos Johor Darul Ta'zim (JDT), Tunku Ismail Idris, yang memelopori revolusi Malaysia, termasuk naturalisasi terhadap ketujuh pemain itu.

"Dan jangan lupa, semua kemajuan ini tidak akan mungkin tanpa Tunku Mahkota, Yang Mulia Tunku Ismail. Saya tahu betul seberapa besar usaha yang telah beliau curahkan baik untuk liga maupun tim nasional kita. Visi dan kepemimpinannya telah membawa sepak bola Malaysia sampai ke titik ini," imbuhnya.

"Namun yang paling membuat saya sedih adalah melihat bahwa di saat-saat seperti ini, kita tidak selalu bersatu sebagai sebuah negara. Ini seharusnya bukan menjadi waktu untuk perpecahan. Ini adalah saat bagi setiap orang Malaysia, pemain, suporter, media, pemerintah, semua orang, untuk berdiri bersama. Jika kita tidak membela milik kita sendiri, tidak ada orang lain yang akan melakukannya."

"Untuk rakyat Malaysia, sekarang adalah saatnya untuk bersatu. Dukung para pemain kita, dukung tim kita, dukung bendera kita. Kita tidak akan tunduk pada ketidakadilan. Kita tidak akan membiarkan tekanan dari luar menghentikan kebangkitan Malaysia."

"Kita berjuang bersama. Karena kita adalah Malaysia. Berani karena benar. Dari Liridon Krasniqi alias Matdon," ungkap pemilik enam caps bersama Timnas Malaysia itu.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}