Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Andai Patrick Kluivert Out Terealisasi, Ini 4 Kandidat yang Layak Duduk di Kursi Pelatih Timnas Indonesia

Andai Patrick Kluivert Out Terealisasi, Ini 4 Kandidat yang Layak Duduk di Kursi Pelatih Timnas Indonesia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-15 10:30:02
Dilihat:1 Pujian
Timnas Indonesia - Ilustrasi Patrick Kluivert

Jakarta - Harapan tinggi untuk melihat Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 2026 pupus sudah. Di bawah komando Patrick Kluivert, Tim Garuda gagal total dan kandas pada putaran keempat Kualifikasi Zona Asia.

Timnas Indonesia menelan hasil minor dalam dua laga Grup B putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026. Jay Idzes dkk. menyerah 2-3 dari Arab Saudi dan takluk 0-1 dari Irak di King Abdullah Sports City Stadium, Jeddah.

Dua hasil minor itu, Tim Garuda terpuruk di dasar Grup B dengan nol poin dan harus mengubur mimpi tampil di Piala Dunia. Di sisi lain, Arab Saudi dan Irak nyaman di posisi satu serta dua dengan nilai tiga.

Memiliki nama besar ketika masih aktif sebagai pesepak bola, Patrick Kluivert awalnya diharapkan bisa membawa Tim Garuda ke level yang lebih tinggi.

Namun, dari delapan laga yang dipimpinnya sejak Januari 2025, Kluivert hanya mencatat tiga kemenangan, satu imbang, dan empat kekalahan, atau persentase kemenangan 37,5 persen.

Kini, dengan desakan publik yang makin kuat agar Patrick Kluivert out, sederet nama mulai mencuat sebagai calon pengganti potensial. Menariknya, satu di antara nama tersebut adalah sosok yang pernah mendongkrak performa Timnas Indonesia, Shin Tae-yong.

 


Shin Tae-yong

Shin Tae-yong adalah pelatih Timnas Indonesia.

Sebelum Patrick Kluivert datang, Shin Tae-yong (STY) adalah sosok yang merevolusi wajah sepak bola Indonesia. Datang pada akhir 2019, pelatih asal Korea Selatan itu membawa disiplin, mental juang, dan profesionalisme ke level baru.

Di bawah STY, Timnas Indonesia tampil kompetitif di berbagai ajang, termasuk membawa Tim Garuda lolos ke putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, pencapaian bersejarah bagi sepak bola Tanah Air.

Meski akhirnya dipecat pada Januari 2025, banyak pihak menilai keputusan itu terlalu tergesa-gesa. Kini, dengan Timnas Indonesia dalam masa transisi, kembalinya Shin Tae-yong bisa menjadi solusi terbaik.

Dia mengenal karakter pemain, memahami potensi pemain diaspora, dan terbukti mampu menyatukan tim dengan disiplin tinggi. Jika PSSI berani membuka lembaran baru dengan lembaran lama, STY comeback bisa menjadi kisah epik kebangkitan Tim Garuda jilid dua.

 


Luis Milla

Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla, berdiskusi sebelum melawan Thailand pada laga Grup B SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Selangor, Selasa (15/8/2017). Kedua negara bermain imbang 1-1. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Nama Luis Milla masih melekat di hati suporter Timnas Indonesia. Pelatih asal Spanyol tersebut sempat menukangi Tim Garuda pada 2017 sampai 2018.

Meski hanya mencatat tiga kemenangan dari delapan laga bersama Tim Garuda, gaya bermainnya yang atraktif meninggalkan kesan positif. Milla dikenal sebagai pelatih yang mengedepankan permainan menyerang berbasis penguasaan bola, serta piawai mengorbitkan pemain muda.

Kini, pelatih berusia 59 tahun itu tengah berstatus tanpa klub setelah berpisah dengan Persib Bandung pada 2023. Jika diberi kesempatan kedua, bukan mustahil Milla akan membawa Timnas Indonesia bermain lebih berani dan kreatif seperti era keemasannya dulu.

 


Bernardo Tavares

PSM Makassar - Ilustrasi Bernardo Tavares

Pelatih berusia 45 tahun itu dikenal dengan karakter keras, detail, dan penuh dedikasi. Bersama PSM Makassar, Bernardo Tavares berhasil menorehkan sejarah dengan membawa Tim Juku Eja juara Liga 1 2022/2023, meski dengan skuad minim bintang.

Keputusannya mundur pada Oktober 2025 karena persoalan internal klub membuatnya kini berstatus bebas kontrak.

Dengan pengalamannya di Indonesia dan pemahaman akan kultur sepak bola lokal, Tavares bisa menjadi figur tegas yang dibutuhkan untuk memulihkan mental dan kedisiplinan Tim Garuda.

 


Jan Olde Riekerink

Pelatih kepala Dewa United, Jan Olde Riekerink setelah laga pekan pertama BRI Liga 1 2023/2024 antara Dewa United melawan Arema FC di Stadion Indomilk, Tangerang, Minggu (02/07/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jika PSSI ingin tetap mempertahankan sentuhan Belanda, Jan Olde Riekerink bisa jadi opsi yang menarik. Sejak bergabung dengan Dewa United pada 2023, dia sukses membawa klub yang berbasis di Serang, Banten itu bersaing di papan atas Liga 1.

Riekerink memiliki rekam jejak impresif, termasuk saat melatih Galatasaray, serta dikenal mampu membangun permainan terstruktur dan efisien.

Dia juga memahami karakter pemain diaspora Indonesia yang sebagian besar berdarah Belanda, hal yang penting dalam membentuk chemistry di ruang ganti.

Dengan pengalamannya yang luas, Riekerink bisa menjadi jembatan antara generasi lokal dan diaspora di tubuh Timnas Indonesia.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}