Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Orang Dekat Sebut Shin Tae-yong Masih Trauma Tangani Timnas Indonesia, tapi Masih Tetap Jika Diminta PSSI

Orang Dekat Sebut Shin Tae-yong Masih Trauma Tangani Timnas Indonesia, tapi Masih Tetap Jika Diminta PSSI

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-10-31 14:30:02
Dilihat:3 Pujian
Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong berbincang dengan Marc Klok, saat sesi latihan jelang melawan Timnas Vietnam di Stadion Madya, Senayan, Jakarta, Rabu (20/3/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Jakarta Mantan pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, dikabarkan masih tetap terbuka apabila diminta PSSI untuk kembali mengasuh skuad Garuda. Meskipun demikian, juru taktik asal Korea Selatan itu menyimpan trauma tersendiri.

Hal itu disampaikan oleh pengamat sepak bola nasional, Ronny Pangemanan, dari hasil pembicaraannya bersama Jeong Seok-seo, mantan penerjemah Shin Tae-yong selama menjadi arsitek Timnas Indonesia.

“Beberapa hari yang lalu, saya sempat bertemu dengan penerjemahnya Shin Tae-yong, Jeje. Dan saya berbicara banyak dengan dia bertanya-tanya soal kabar STY. Dan Jeje juga bilang kalau dia baru saja berkomunikasi dengan STY,” kata Ronny Pangemanan dikutip dari YouTube Cokro TV.

Dari perbincangan itu, Jeje menjelaskan apabila Shin Tae-yong sebetulnya masih terbuka jika diminta untuk kembali menakhodai Timnas Indonesia. Namun, ada sebuah keraguan yang menghantui pelatih asal Korea Selatan itu.

“Saya ketika itu bertanya, apakah ada kemungkinan dia untuk kembali melatih Timnas Indonesia kembali. Jeje pun bilang kalau Shin Tae-yong tetap membuka diri. Dia oke, tetapi sebenarnya dia agak juga agak ragu,” katanya.


STY Masih Trauma

Ekspresi pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae Yong setelah melawan Chinese Taipei U-23 dalam pertandingan Grup K Kualifikasi Piala Asia U-23 2024 di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (9/9/2023). (Bola.com/Arief Bagus)

Menurut Bung Ropan, sapaan akrab Ronny Pangemanan, Shin Tae-yong mengalami trauma akibat pemutusan kontrak secara sepihak yang dilakukan oleh federasi. Padahal, ketika itu dia baru saja membawa Timnas Indonesia menang 2-0n atas Arab Saudi.

“Apa yang membuat ragu? Karena pemutusan kontrak itu, STY masih trauma. Di saat dia sedang happy karena bisa menang melawan Arab Saudi 2-0 di SUGBK, kemudian seperti disambar petir tanggal 6 Januari pemutusan kontrak,” ucap dia.

Akan tetapi, karena merasakan cinta dan kasih sayang dari fans dan pendukung Timnas Indonesia, eks pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 itu tetap membuka diri untuk kembali menangani skuad Garuda.

“Jadi, karena itu, dia masih ada rasa trauma. Tetapi, Shin Tae-yong bilang kalau dia masih sayang Indonesia, cinta Indonesia. Apalagi dengan suporter yang luar biasa yang mendukung tim nasional,” ujar Bung Ropan.


Keputusan Exco PSSI

Reaksi kecewa pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong saat menghadapi Irak pada laga Grup F putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (6/6/2024). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Meskipun demikian, keputusan untuk memboyong kembali STY ke Timnas Indonesia memang berada di tangan Komite Eksekutif (Exco) PSSI. Mereka yang memegang kewenangan untuk mengambil kebijakan terkait tim nasional.

“Jadi, kalau Timnas Indonesia membutuhkan, dia tetap terbuka. Tetapi, itu pun harus datang dari PSSI, entah itu dari rapat Exco yang harus duduk bersama dan membicarakan segala sesuatunya, termasuk opsi-opsi dan klausulnya,”

“Walaupun sebenarnya PSSI ingin, kalau saya lihat, untuk mendapatkan pelatih baru. Artinya, yang sudah lama biarlah itu berlalu. Misalnya Shin Tae-yong dan Patrick Kluivert. Itu kalau saya tangkap dari apa yang ada sekarang,” ujar dia.

 


Cari Pelatih Baru

Dari pengamatan Bung Ropan, PSSI tampaknya lebih memilih untuk menunjuk pelatih baru. Mereka ingin memastikan juru taktik anyar ini bisa bertugas secara jangka panjang untuk menangani skuad Merah Putih.

“PSSI ingin sesuatu yang benar-benar baru untuk menangani Timnas Indonesia, karena ini prosesnya jangka panjang. Mereka tidak ingin terulang kembali seperti kasus Patrick Kluivert,” ucap Bung Ropan.

“Kalau STY itu kan bertugas selama lima tahun, sejak terhitung Januari 2020 hingga terakhir dipecat. Kalau Patrick tidak sampai setahun. Nah, PSSI tidak ingin terulang kembali kejadian yang terakhir ini,” lanjutnya.        

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}