Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Nova Arianto dan Sartono Anwar: Cerita Anak - Bapak yang Mengukir Sejarah di Sepak Bola Indonesia

Nova Arianto dan Sartono Anwar: Cerita Anak - Bapak yang Mengukir Sejarah di Sepak Bola Indonesia

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-11-22 16:30:02
Dilihat:3 Pujian
Kolase - Nova Arianto

Jakarta - Kiprah Nova Arianto semakin melejit sebagai pelatih dengan potensi besar di lingkungan Timnas Indonesia. Ia baru saja dipromosikan menjadi pelatih kepala Timnas Indonesia U-20.

Penunjukan tersebut sekaligus menjadi kelanjutan perjalanan Nova Arianto dalam membina pemain muda Indonesia, setelah sebelumnya menangani Timnas Indonesia U-17 sepanjang 2025.

PSSI menilai kesinambungan pembinaan menjadi faktor penting, mengingat sebagian besar pemain U-20 saat ini merupakan jebolan skuad U-17 yang tampil di Piala Dunia U-17.

Seperti diketahui, Nova Arianto baru saja memimpin Timnas Indonesia U-17 di Piala Dunia U-17 2025 Qatar. Ia menorehkan tinta emas, mempersembahkan kemenangan bersejarah yakni untuk pertama kalinya Indonesia menang di Piala Dunia saat mengandaskan Honduras pada fase grup.

Ada yang menarik tentunya dari seorang Nova Arianto. Pria asal Semarang itu seolah menjadi titisan dari ayahnya, yakni Sartono Anwar, pelatih legendaris di Indonesia.

 


Mengalir Darah Sepak Bola dari Ayah

Sartono Anwar dan Nova Arianto

Relasi keluarga seperti ayah dan anak di dunia sepak bola Indonesia bukanlah hal yang aneh. Namun, kisah Sartono Anwar yang punya putra bernama Nova Arianto merupakan contoh sukses bapak dan anak di dunia sepak bola Indonesia.

Sartono Anwar menjadi sosok yang sulit dilupakan publik PSIS Semarang. Ia merupakan pelatih yang pertama kali mempersembahkan gelar juara bagi Tim Mahesa Jenar di pentas sepak bola Indonesia.

Trofi juara Perserikatan 1987, mengalahkan Persebaya Surabaya, adalah bukti sentuhan magis pria kelahiran Semarang, 30 September 1942 itu. Sekaligus menjadi gelar pertama bagi PSIS sepanjang sejarah klub.

Tidak sedikit yang menaruh respek terhadapnya sebagai satu di antara pelatih berpengalaman di negeri ini. Filosofi permainan, gaya melatih, hingga taktik jitunya, menjadikan Sartono Anwar sebagai pelatih dengan nama besar dan sejarah panjang.

Selain membesut PSIS, Sartono tercatat juga pernah melatih Assyabaab Salim Group, Petrokimia Putra, Arseto Solo, Persibo Bojonegoro, hingga Persisam Samarinda.

Sartono Anwar memiliki putera yang sama-sama berkecimpung di sepak bola, yakni Nova Arianto. Seperti ayahnya, Nova tak kalah pamor dalam meraih kesuksesan selama berkiprah di lapangan hijau.

Nova Arianto tercatat sebagai pemain asal Semarang yang mencapai kesuksesan baik saat berseragam klub, Timnas Indonesia, hingga kariernya di dunia kepelatihan sekarang ini.

 


Kedekatan Sejak Kecil

Nova Arianto pun tidak ragu memberikan pujian kepada Timnas Mali U-17. Nova menyebut tim asal Afrika itu tampil sangat apik. Namun, ia menyatakan pihaknya akan segera melakukan evaluasi mengenai penampilan Timnas Indonesia U-17 secara keseluruhan di Piala Kemerdekaan 2025. Skuad Garuda Muda masih harus memiliki sejumlah pekerjaan rumah yang harus diperhatikan selama masa persiapan menuju Piala Dunia U-17 2025. (Dok. PSSI)

Sepak bola tidak bisa dipisahkan dari hubungan bapak dan anak tersebut. Sartono Anwar merupakan pelatih kawakan, dengan segudang prestasi dan pengalaman menjadi mentor terbaik anaknya.

Sementara itu, Vava sapaan karib Nova Arianto, sudah dilatih keras oleh ayahnya sejak masih kecil. Nova kecil kerap diajak Sartono Anwar ke lapangan saat memimpin latihan PSIS di Stadion Citarum.

Pada Piala Dunia 1998 di Prancis, Timnas Italia cukup menarik perhatian karena ada figur bapak dan anak dalam sebuah tim, yaitu Cesare Maldini dan puteranya, Paolo Maldini.

Keduanya bekerja dalam satu tim yang menjadi kebanggaan masyarakat Italia, Gli Azzurri. Meski Italia hanya mampu melaju sampai perempat final karena kalah dari tuan rumah Prancis.

Kisah Cesare dan Paolo Maldini hampir mirip dengan Sartono Anwar dan anaknya, Nova Arianto. Keduanya tercatat pernah sama-sama bekerja di dalam satu tim, yakni Arseto Solo pada musim 1997-1998.

 


Sama-sama Ukir Sejarah

Sartono Anwar menjadi pelatih sukses dan punya sejarah panjang. Selain kenangan manis bersama PSIS Semarang saat menjadi juara Perserikatan 1987, Sartono dikenal sebagai pelatih yang malang melintang dalam sejumlah klub.

Prestasi bersejarah lain yang diraih Sartono Anwar adalah mengantarkan tim semenjana seperti Persibo Bojonegoro keluar sebagai juara Divisi Utama pada 2010. Julukan sebagai profesor juga melekat terhadap diri Sartono Anwar.

Prestasi tak kalah hebat turut ditorehkan Nova Arianto setelah pensiun sebagai pemain. Vava mengawali karier sebagai pelatih tim profesional di Madiun Putra pada ajang Indonesian Soccer Championship (ISC) B pada 2016.

Lantas Vava makin berkembang dengan membesut tim Bhayangkara FC U-21, Lampung Sakti, menjadi asisten pelatih di Timnas Indonesia, dan sekarang didapuk memimpin Timnas Indonesia U-20.

Sejauh ini, pencapaian membanggakan Nova Arianto sebagai pelatih adalah mengantarkan Timnas Indonesia U-17 melaju hingga ke perempat final Piala Asia U-17 2025, dengan mengalahkan tim kuat Korea Selatan U-17. Disusul kemenangan bersejarah di Piala Dunia U-17 2025 dengan menggasak Honduras U-17.

 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}