Posisi saat ini: Rumah / Pesan / 4 Pelatih yang Pernah Bikin Heboh Sepak Bola Indonesia: Acungkan Jari Tengah Sampai Gadaikan Medali Juara

4 Pelatih yang Pernah Bikin Heboh Sepak Bola Indonesia: Acungkan Jari Tengah Sampai Gadaikan Medali Juara

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-06-24 13:30:03
Dilihat:6 Pujian
Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll berpelukan dengan pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares pada laga pekan ke-20 BRI Liga 1 2022/2023 di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (25/1/2023). Persija menang dengan skor 4-2. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Jakarta - Kontroversi tak pernah lepas dari olahraga sepak bola. Tak hanya di mancanegara, hal tersebut juga terjadi di sepak bola nasional.

Banyak dari keributan itu berkaitan dengan para pelatih. Sebagai pemimpin, mereka kerap sangat ekspresif baik di dalam maupun luar lapangan.

Kehebohan yang dibuat pun tak hanya berupa tindakan, tetapi juga dari lisan mereka. Hal sekecil apapun bisa menjadi sasaran cemooh para pelatih ini.

Bola.com coba mengulas empat nama pelatih yang bikin heboh di sepak bola lokal dalam beberapa tahun terakhir. Siapa saja mereka? Berikut ulasan selengkapnya.


Iwan Setiawan

Pelatih Borneo FC, Iwan Setiawan saat mendampingi timnya di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Rabu (20/9). Dua tahun lalu, Iwan pernah melontarkan psywar sebelum menghadapi Persib di semifinal Piala Presiden 2015. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

 

Kontroversi tak pernah lepas dari Iwan Setiawan. Pelatih asal Medan itu kerap memberikan komentar jujur yang tidak mengenakkan dalam beberapa hal.

Namun, kehebohan terbesar yang pernah dibuatnya adalah saat menantang suporter Persebaya Surabaya. Hal itu terjadi di awal Liga 2 2017 saat Green Force imbang di dua laga perdana.

Gusar dengan cemoohan para pendukung, pria yang kini berusia 66 tahun itu mengacungkan jari tengah. Manajemen pun mencopotnya dari jabatan pelatih.


Fakhri Husaini

Pelatih Timnas Indonesia U-19, Fakhri Husaini, memperhatikan pemainnya saat melawan Timnas Korea Utara pada laga Kualifikasi AFC U-19 2020 di Stadion GBK, Jakarta, Minggu (10/11). Indonesia U-19 berhasil menahan imbang 1-1 DPR Korea. (Bola.com/Yoppy Renato)

 

Fakhri Husaini merupakan salah satu nama yang kerap terdengar saat Timnas Indonesia ditukangi Shin Tae-yong. Pria asal Lhokseumawe kerap 'berseberangan' dengan publik.

Mantan pelatih Timnas Indonesia U-17 memang terus-terusan memandang skeptis pencapaian pria yang disapa STY itu. Ia menilai prestasi yang dibuatnya biasa saja.

Pria yang menolak menjadi asisten Shin Tae-yong di Timnas Indonesia U-20 itu, tentu saja menjadi bahan olok-olok publik.


Thomas Doll

Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, menunjukkan lambang khas The Jak sebelum pertandingan pekan ke-23 BRI Liga 1 2023/2024 antara Persija Jakarta melawan PSS Sleman yang berlangsung di Stadion Patriot Chandra Bhaga, Bekasi, Sabtu (16/12/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

 

Satu nama lain yang terlibat dalam perang dengan Shin Tae-yong adalah Thomas Doll. Pria asal Jerman tersebut merupakan pelatih Persija Jakarta pada periode 2022 hingga 2024.

Ketidakpuasan Doll dimulai dari pemanggilan beberapa penggawanya di luar jendela FIFA Matchday. Padahal di saat bersamaan, ada agenda kompetisi Liga 1.

Pada suatu waktu, dia bahkan menyebut penampilan STY di salah satu iklan seperti badut. Membuat publik menghujatnya. Meski akhirnya dia memberikan klarifikasi, netizen terlanjur tak suka dengannya.


Bernardo Tavares

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares. (Bola.com/Nandang Permana)

 

Nama terakhir yang cukup sering terdengar namanya adalah pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares. Pria asal Portugal itu terkenal karena dua hal bertolak belakang.

Pria yang membawa PSM juara pada musim 2022/2023 itu begitu vokal membela hak anak asuh dan rekan pelatih lainnya. Ia rela menggadaikan medali juaranya demi pemain dan staf yang gajinya tertunggak.

Sementara di lain sisi, pria berkepala plontos itu cukup sering memberikan kritik kepada sang wasit. Ia bahkan kerap membawa laptop di sesi konferensi pers untuk menunjukkan kesalahan sang pengadil.

 

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}