
Jakarta - Saling serang dalam perang Iran-Israel selama sepekan ini membuat khawatir penduduk Bumi. Apalagi setelah AS cawe-cawe dengan menggempur pusat nuklir Iran. Ketakutannya konflik ini akan meluas di Jazirah Arab hingga negara-negara luar kawasan itu sebagai akibat perang proxy yang dilakukan para sekutu Iran, Israel, dan AS.
Gusnul Yakin mengaku ikut prihatin dengan peperangan di mana semua pihak yang terlibat, tampaknya sulit saling mengalah berdasar argumentasi masing-masing. Sebagai insan sepak bola, mantan pelatih Arema ini was-was eskalasi perang Iran-Israel berdampak pada gelaran putaran keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 yang akan digelar di Arab Saudi dan Qatar.
Perebutan dua tiket tersisa dari Zona Asia bisa dipastikan putaran diselenggarakan di dua negara tersebut, karena mereka sekutu AS di Timur Tengah. Kendalanya, empat peserta lain seperti Timnas Indonesia, Uni Emirat Arab, Irak, dan Oman, akan kesulitan mendapatkan penerbangan ke Arab Saudi dan Qatar. Karena, konon, ada beberapa maskapai penerbangan yang menutup sementara jadwalnya ke negara tertentu di Timur Tengah.
"Jika kita amati sejarah konflik di Timur Tengah sering berlangsung lama. Semoga perang Iran-Israel ini segera selesai. Pemimpin dunia, terutama petinggi Iran dan Israel harus duduk bersama. Semoga pula sebelum bulan Oktober benar-benar konflik itu berakhir," katanya.
Demi Keamanan dan Keselamatan

Pengamat sepak bola senior asal Malang ini juga berharap AFC mempertimbangkan mencari opsi negara lain yang lebih aman untuk jadi tuan rumah babak ini. Apalagi undian pembagian grup dan jadwal pertandingan akan dilakukan di Malaysia pada 17 Juli mendatang.
"AFC masih punya waktu cukup untuk memikirkan kemungkinan pemindahan tempat putaran keempat nanti. Saya kira lebih bijak jika segera diputuskan, karena semua orang tak tahu kapan perang Iran-Israel selesai. Ini juga demi keamanan dan keselamatan ofisial dan pemain," ujarnya.
Pindahkan Saja ke Indonesia

Secara pribadi Gusnul Yakin dan pecinta Timnas Indonesia pasti berharap AFC memindahkan hajatan penting itu ke Indonesia. Tapi mantan pelatih Arema itu cenderung memilih bagaimana babak ini bisa berjalan lancar. "Kita sih pasti inginnya putaran ini dipindah ke Indonesia. Jika tidak bisa, AFC bisa memilih Jepang atau Korsel jadi tuan rumah. Sehingga babak ini berlangsung lebih fair, karena digelar di tempat benar-benar netral dan aman," ucapnya.
Di usia yang hampir menginjak 70 tahun dan sebagian besar hidupnya didedikasikan di sepak bola, Gusnul Yakin sangat ingin melihat Timnas Indonesia tampil di Piala Dunia 2026. "Saya telah puluhan tahun berkecimpung di sepak bola. Jadi wajar bila saya ingin sekali melihat Timnas Indonesia main di Piala Dunia. Meskipun tak bisa nonton langsung di stadion, tapi saya akan puas dalam hidup saya bisa sempat menyaksikan kiprah Timnas Indonesia di ajang ini," tuturnya.
Gusnul Yakin mengaku perhatian dan emosinya meningkat sejak Timnas Indonesia berhasil melangkah babak demi babak di Kualifikasi Piala Dunia 2026. "Karena terlanjur cinta sepak bola dan saya pernah terlibat di dalamnya, wajar bila emosi saya ikut terpengaruh. Dua tahun terakhir, perhatian saya terhadap Timnas Indonesia tak seperti tahun-tahun sebelumnya. Karena ada harapan besar kita bisa tampil di Piala Dunia 2026," ucapnya.