Posisi saat ini: Rumah / Pesan / Duel Pelatih Dewa United Vs Persebaya Surabaya: Racikan Arsitek Berpengalaman

Duel Pelatih Dewa United Vs Persebaya Surabaya: Racikan Arsitek Berpengalaman

Penulis:Wartawan Olahraga Tanggal:2025-09-26 13:30:01
Dilihat:16 Pujian
BRI Super League. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Jakarta - Duel panas bakal tersaji dalam pekan ketujuh BRI Super League 2025/2026. Dewa United dijadwalkan menjamu Persebaya Surabaya di Banten International Stadium, Serang, Jumat (26-9-2025) malam.

Dewa United dibesut oleh Jan Olde Riekerink asal Belanda, sementara Persebaya kini diasuh oleh Eduardo Perez dari Spanyol.

Laga antara mereka bukan sekadar duel tim, melainkan juga pertarungan ide dan filosofi sepak bola.

Jan Olde Riekerink resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Dewa United pada 2023. Di bawah arahan pelatih kelahiran 22 Februari 1963 itu, Dewa United mengalami transformasi dalam performa dan konsistensi.

Dewa United berhasil finis sebagai runner-up Liga 1 musim 2024/2025, prestasi terbesar dalam sejarah klub.

Dalam kariernya sebagai pelatih, Riekerink telah banyak menangani tim di Eropa dan Afrika, serta mengasah filosofi yang menekankan keseimbangan kontrol bola, struktur, dan mobilitas.


Racikan Riekerink

Pelatih kepala Dewa United, Jan Olde Riekerink setelah laga pekan pertama BRI Liga 1 2023/2024 antara Dewa United melawan Arema FC di Stadion Indomilk, Tangerang, Minggu (02/07/2023). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Di Dewa United, Riekerink sering menggunakan formasi 4-3-3 atau varian yang lebih solid di tengah, sambil tetap memberi kebebasan kepada winger dalam serangan.

Sejak menerapkan gaya tersebut, Dewa United mulai tampil lebih stabil di lini tengah, dengan pemain gelandang yang harus punya kemampuan intercept, transisi cepat, dan readaptasi saat tekanan.

Riekerink juga memperkenalkan rotasi dan fleksibilitas posisi sebagai unsur taktis agar tim tidak mudah dibaca lawan.

Statistik memperlihatkan bahwa Dewa United dengan Riekerink punya rata-rata perolehan poin yang cukup kompetitif.

Keberhasilan menembus puncak klasemen sementara musim lalu menjadi bukti bahwa gaya permainan yang diterapkannya mulai diterima di sepak bola Indonesia.


Racikan Perez

Eduardo Perez ketika Persebaya Surabaya melawan PSIM Yogyakarta pada BRI Super League 2025/2026 di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jumat (8/8/2025). (Bola.com/Abdul Aziz)

Di sisi lain, Parsebaya baru mendapatkan sentuhan nakhoda Eduardo Perez pada awal musim 2025/2026. Perez di Transfermarkt tercatat sebagai pelatih yang sering mengusung formasi 4-3-3 dalam fase bertahan, dengan orientasi menyerang saat tim menguasai situasi.

Kendati tergolong baru, gaya Perez tak kalah menarik diamati. Ia menegaskan bahwa permainan menyerang dan ofensif menjadi identitas utama tim, dan tak akan mengubah pola itu, meskipun menghadapi lawan tangguh.

Hal ini menunjukkan ia ingin tetap setia pada filosofinya, meski tekanan dan hasil belum selalu mendukung.

Namun, Perez juga dikritik karena sejumlah laga Persebaya menunjukkan inkonsistensi. Beberapa analis dan penggemar menyoroti bahwa skema ofensif kadang membuat ruang kosong terbuka di lini belakang.

Dalam implementasinya, Perez tampaknya lebih memberi kebebasan kepada pemain ofensif untuk bergerak dan mencari ruang kreatif. Di sisi lain, stabilitas dalam garis pertahanan terkadang menjadi titik lemah bila tim harus bertahan dalam tempo tinggi lawan.

Bila Riekerink menjaga keseimbangan antara serangan dan pertahanan dengan struktur yang compact, Perez lebih menekankan ekspresi pemain menyerang, yang bisa berbahaya bila lawan berhasil menekan balik.


Ujian Riekerink dan Perez

BRI Super League, kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. (Bola.com/Wiwig Prayugi)

Laga Dewa United dan Persebaya akan menjadi ujian bagi keduanya, apakah Riekerink bisa melumpuhkan intensitas serangan Persebaya, atau Perez bisa mematahkan struktur Dewa United lewat tekanan intensif.

Dalam duel pelatih asing semacam ini, detail taktikal seperti pressing, posisi gelandang penghubung, dan transisi jadi kunci.

Kelebihan Riekerink dalam pengalaman panjang di liga-liga berbeda dan adaptasi strategi memberi keunggulan dalam membaca pertandingan dan perubahan skenario. Sedangkan kekuatan Perez terletak pada visi menyerang dan keberanian menyediakan ruang untuk pemain eksplosif.

Dari perspektif mentalitas, duel ini akan memunculkan tekanan bahwa keduanya ingin membuktikan kualitasnya.

Jika Dewa United mampu mempertahankan soliditas lini tengah dan menerapkan pressing terstruktur seperti biasa, mereka punya peluang besar. Namun, Persebaya dengan Perez bisa mengejutkan lewat tempo cepat dan mobilitas pemain sayap jika berhasil menembus gap pertahanan.

Duel pelatih ini bukan hanya soal siapa menang di lapangan, ini soal ajang pembuktian visi sepak bola mereka. Riekerink kontra Perez akan menjadi duel pelatih asing yang sarat dengan filosofi, strategi, dan tekanan tinggi.

Komentar

Kirim komentar
Galat kode pemeriksaan, silakan masukkan kembali
avatar

{{ nickname }}

{{ comment.created_at }}

{{ comment.content }}

IP: {{ comment.ip_addr }}
{{ comment.likes }}